Jalan Kaki Senayan-Boyolali: Nazar Seorang Pejuang Rakyat

Anggota DPR RI Didik Haryadi melakukan sujud syukur saat tiba di simpang lima, Boyolali, Selasa siang.

Anggota DPR RI Komisi XI Didik Haryadi yang akrab disapa Didik Melon, berhasil menuntaskan nazarnya berjalan kaki dari Senayan, Jakarta, menuju Boyolali sejauh 540 kilometer. Sebelumnya Didik ber-nazar, setelah dilantik menjadi anggota DPR RI, akan berjalan kaki dari kantor Senayan ke Boyolali

Perjalanan yang dimulai sejak 1 Januari 2025 itu rampung dalam waktu 19 hari.

Meski menghadapi berbagai rintangan, termasuk kaki lecet dan berair, Didik tetap teguh melanjutkan langkahnya sambil mendengarkan keluhan masyarakat sepanjang perjalanan.

Rombongan Didik memasuki wilayah Boyolali sekitar pukul 06.45 dan tiba di Simpang Siaga, Boyolali Kota, pada pukul 11.05, Selasa (28/1/2025). Kehadiran Didik disambut meriah oleh Persebi Boyolali dan penampilan tarian Topeng Ireng.

“Alhamdulillah, hari ini dengan mengucap syukur kepada Allah, saya berhasil melampaui apa yang saya rencanakan, yaitu menjalankan nazar saya berjalan kaki dari Senayan menuju Boyolali,” ujar Didik.

Didik mengakui perjalanan ini tidak mudah. Pada hari keempat, kakinya mulai lecet dan berair.

Sementara pada hari ketujuh, ia sempat mengalami kejenuhan karena rutinitas perjalanan yang monoton.

BACA JUGA:  4 Tahun Belum Dibayar Vendor Masjid Agung Madaniyah Karanganyar , Minta Bantuan Kejaksaan

“Kalau saya turun mental, pasti berhenti. Tapi saya kuatkan diri, nek wong Jowo, tak ampet (saya tahan, Red), dan akhirnya perjalanan bisa dilanjutkan,” kenangnya.

Tantangan terberat yang Didik rasakan saat melintasi wilayah Kabupaten/Kota Semarang, terutama di jalur Mijen-Gunung Pati hingga Ungaran.

Dengan trek menanjak dan menurun sejauh 32 kilometer, perjalanan ini menjadi ujian fisik dan mental yang berat.

Selama perjalanan, Didik menggunakan satu sandal dan dua pasang sepatu.

Selain melaksanakan nazar, perjalanan ini juga dimanfaatkan Didik untuk mendengar keluhan masyarakat, khususnya terkait UMKM dan masalah perbankan.“Banyak warga kecil yang saya temui mengeluhkan sulitnya akses pinjaman untuk UMKM dan permasalahan terkait mekanisme perbankan. Persoalan ini jadi perhatian saya untuk diperjuangkan,” urai Didik.

Dia berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan di daerah pemilihannya, yaitu Boyolali, Klaten, Solo, dan Sukoharjo.

Baginya, nazar ini adalah bentuk syukur atas apa yang telah ia capai dalam hidup.

“Apa yang Allah berikan kepada saya sangat luar biasa, mengingat saya berasal dari keluarga biasa dan kurang mampu. Nazar ini adalah cara saya untuk bersyukur dan mengingatkan diri saya akan pentingnya berbagi,” urai Didik.

BACA JUGA:  Bupati Copot Kepala Dinas Peternakan Kupang Karena Diduga Terlibat Pengiriman Sapi Ilegal

Nazar menjadi cara seseorang mengungkapkan rasa terima kasih kepada Tuhan atas terkabulnya doa atau keberhasilan yang diraih. Melaksanakan nazar juga dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat, karena menunjukkan bahwa Didik tidak lupa akan perjuangan dan dukungan yang diterima dari masyarakat yang mendukungnya

Ahza Ardani |e-channel TV| Boyolali Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *