BMKG Bangun Gedung Pusat Komando Sistem Peringatan Dini Multi-Bahaya yang Tahan Gempa

Jakarta, E Channel.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meresmikan Gedung Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) yang menjadi pusat komando sistem peringatan dini multi-bahaya pertama di Indonesia yang dirancang khusus tahan gempa.

Gedung yang berlokasi di Jakarta ini merupakan bagian dari Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dengan fasilitas cadangan (backup center) di Denpasar, Bali. Gedung seluas 8.450 m² ini menjadi jantung baru sistem peringatan dini nasional, dilengkapi dengan teknologi base isolation tipe Friction Pendulum yang mampu meredam guncangan gempa hingga periode ulang 2.500 tahun.

Gedung dibangun dengan teknologi base isolation, yaitu sistem peredam guncangan gempa yang dipasang pada fondasi bangunan. Fondasi ditanam hingga kedalaman hampir 30 meter di tanah keras, menggantikan tanah lunak sebelumnya, guna mengurangi amplifikasi gempa.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, pembangunan pusat komando ini merupakan langkah strategis memperkuat sistem nasional peringatan dini berbasis geofisika dan iklim, seperti Tsunami Early Warning System (TEWS), Earthquake Early Warning System (EEWS), Meteorology Early Warning System (MEWS), dan Climatology Early Warning System (CEWS). Seluruh sistem tersebut kini terintegrasi dalam satu ruang kendali yang beroperasi selama 24 jam 7 hari penuh dengan dukungan sistem cadangan yang andal.

BACA JUGA:  UGM Gelar Upacara Bendera Memperingati Hari Lahir Pancasila

“Kini, berbagai potensi bencana, cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi, hingga tsunami, dapat dimonitor dalam satu sistem yang terintegrasi, yaitu Multi-Hazard Early Warning System (MHEWS). Sistem ini dikembangkan oleh para talenta muda BMKG, hasil belajar dari berbagai negara,” jelas Dwikora, saat peresmian, Senin (21/7), seperti dikutip dari situs BMKG

Gedung serupa kini tengah dibangun di Denpasar sebagai cadangan, meski dengan versi yang lebih sederhana karena struktur bangunannya lebih rendah.

Martin Budi Laksono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *