Tradisi Padusan di Boyolali: Ritual Penyucian Diri Jelang Ramadan di Umbul Ngabean

Tradisi Padusan di Boyolali telah menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Boyolali dan digelar di berbagai sumber mata air di wilayah Boyolali, salah satunya di di Umbul Ngabean ( Ahza)

Boyolali – Menyambut datangnya bulan suci Ramadan, masyarakat Boyolali melaksanakan tradisi Padusan, sebuah ritual penyucian diri yang dilakukan di sumber mata air. Salah satu lokasi utama pelaksanaan Padusan tahun ini adalah Umbul Ngabean, Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali, pada Kamis siang (tanggal).

Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali bekerja sama dengan Keraton Surakarta. Tradisi ini diawali dengan kirab sejauh 2 kilometer menuju Umbul Tirto Marto, Pengging. Dalam kirab tersebut, sejumlah prajurit Keraton Surakarta mengiringi pasangan Duta Wisata Boyolali, serta beberapa pengageng keraton. Saat tiba di lokasi, rombongan disambut dengan tarian tradisional, sebelum Duta Wisata Boyolali menjalani prosesi siraman yang kemudian dilanjutkan dengan mandi bersama di kolam Umbul Ngabean.

Menurut Ketua Dewan Adat Keraton Surakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, tradisi Padusan berasal dari ritual pembersihan diri pada masa kerajaan Hindu, yang kemudian diadopsi dalam ajaran Islam sebagai simbol penyucian lahir dan batin sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan.

“Dalam rangka menyambut bulan Ramadan, kita harus menyiapkan diri, membersihkan lahir batin. Tradisi ini hanyalah simbolis, tetapi yang utama adalah kesiapan batiniah agar dapat menjalani puasa dengan penuh kesadaran. Padusan ini menggambarkan bahwa manusia selama setahun penuh melakukan kesalahan, sehingga perlu membersihkan diri sebelum memasuki Ramadan,” ujar GKR Wandansari.

BACA JUGA:  Ahmad Luthfi Legowo Pelantikan Kepala Daerah Ditunda: "Yang Penting Jadi!"

Makna utama dari tradisi Padusan adalah mensucikan diri baik secara fisik maupun spiritual sebelum memasuki bulan Ramadan. Hal ini diyakini dapat membawa kebersihan jiwa dan raga, sehingga umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih tenang dan khusyuk.

Salah satu peserta, Mbak Boyolali 2024, Yunisa Wulandari, mengungkapkan bahwa tradisi ini menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Boyolali yang terus dilestarikan setiap tahunnya.

“Padusan ini merupakan tradisi tahunan di Boyolali yang memiliki filosofi menyucikan diri sebelum menyambut Ramadan,” kata Yunisa.

Tradisi Padusan di Boyolali telah menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Boyolali dan digelar di berbagai sumber mata air di wilayah ini. Selain memiliki nilai spiritual, tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik minat masyarakat luas.

Reporter: Ahza Argani
Lokasi: Boyolali, Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *