Tradisi Padusan di Klaten: Sebar Uang dan Kue Apem Sambut Ramadan, Warga Berebut Berkah

Tradisi Padusan di Obyek Mata Air Cokro (OMAC), Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Jumat siang ( Lesya)

Klaten, 28 Februari 2025 – Menyambut bulan suci Ramadan, warga Klaten, Jawa Tengah, menggelar tradisi Padusan di Obyek Mata Air Cokro (OMAC), Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Jumat siang. Tradisi ini diawali dengan kirab budaya yang membawa 21 kendi berisi air dari 21 mata air di wilayah Klaten.

Peserta kirab berjalan kaki sejauh 300 meter dari halaman OMAC menuju panggung utama di dekat sumber mata air. Setelah doa bersama, air dari kendi-kendi tersebut dikumpulkan dalam satu wadah sebagai simbol penyucian diri.

Acara semakin meriah dengan penyebaran sekitar 100 kue apem dan udhik-udhik berisi uang Rp10.000 yang langsung diperebutkan warga. Kue apem dalam tradisi ini melambangkan permohonan maaf kepada sesama, sedangkan udhik-udhik merupakan simbol sedekah dan berbagi rezeki.

Salah satu warga asal Sukoharjo, Dimas Yusuf, mengaku antusias mengikuti tradisi ini setiap tahun.

“Saya senang bisa ikut berebut apem dan udhik-udhik, selain seru juga ada makna kebersamaan dan berkah di dalamnya,” ujar Dimas.

BACA JUGA:  Polda DIY Hadirkan Berbagai Pelayanan Publik di CFD Stadion Maguwoharjo

Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Sri Nugroho, menuturkan bahwa tradisi Padusan merupakan warisan budaya yang terus dilestarikan sebagai bagian dari kearifan lokal.

“Padusan bukan hanya tradisi penyucian diri, tetapi juga ajang silaturahmi dan bentuk syukur menjelang Ramadan,” kata Sri Nugroho.

Dengan berlangsungnya tradisi Padusan ini, warga Klaten berharap mendapatkan berkah dan kesiapan spiritual dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Lesya Safitri | E Channel | Klaten | TATV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *