ECHANNEL.CO.ID – Pukul 09.45 pagi waktu Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, selaku Camerlengo dari Kamar Apostolik, secara resmi mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus di Casa Santa Marta. Dalam pengumumannya, Kardinal Farrell berkata:
“Saudara-saudari terkasih, dengan hati penuh duka saya menyampaikan bahwa Paus kita tercinta, Bapa Suci Fransiskus, telah meninggalkan kita. Pagi ini, tepat pukul 07.35, Uskup Roma kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dipersembahkan untuk Tuhan dan Gereja. Ia menjadi teladan iman, keberanian, dan cinta kasih, terutama bagi mereka yang tersingkir dan hidup dalam kemiskinan. Dengan penuh rasa syukur, kita menyerahkan jiwa Paus ke dalam pelukan kasih Allah Tritunggal.”
Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus Menjelang Wafat
Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025, setelah mengalami gejala bronkitis selama beberapa hari. Kesehatannya terus menurun hingga akhirnya pada 18 Februari, dokter menyatakan beliau mengalami pneumonia bilateral, yakni peradangan di kedua sisi paru-paru.
Setelah menjalani perawatan intensif selama 38 hari, Paus diperbolehkan kembali ke kediamannya di Casa Santa Marta untuk melanjutkan masa pemulihan.
Riwayat kesehatan Paus sebenarnya telah menjadi perhatian sejak muda. Pada tahun 1957, ketika masih di Argentina, ia pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru akibat infeksi serius. Memasuki usia senja, Paus kerap mengalami gangguan pernapasan. Bahkan pada November 2023, beliau membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab karena flu dan peradangan paru-paru.
Rencana Pemakaman: Mengedepankan Kesederhanaan dan Iman
Pada April 2024, Paus Fransiskus telah memberi persetujuan terhadap pembaruan buku liturgi pemakaman Paus, yang nantinya digunakan dalam Misa Requiem (jadwal belum ditentukan).
Revisi ini tertuang dalam edisi kedua Ordo Exsequiarum Romani Pontificis, yang memperkenalkan aturan baru dalam penanganan jenazah Paus. Salah satu perubahan penting adalah penetapan kematian yang dilakukan di kapel, bukan di ruang pribadi. Setelah itu, jenazah langsung ditempatkan dalam peti.
Uskup Agung Diego Ravelli, Kepala Protokol Liturgi Kepausan, mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus menginginkan prosesi pemakaman yang sederhana dan mencerminkan iman Gereja terhadap Kebangkitan Kristus.
“Ritus baru ini,” jelas Ravelli, “menekankan bahwa pemakaman seorang Paus bukan perayaan atas tokoh dunia, melainkan penghormatan kepada seorang gembala sejati dan murid Kristus.”***
Tim EChannel
(sumber : VatikanNews)