Hari Kebangkitan Nasional, Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta Gelar Seminar Kebangsaan.

JAKARTA – Memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan pada Selasa (20/5) hari ini, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah menggelar seminar kebangsaan dengan tajuk ‘Kebangkitan Spiritual untuk Indonesia Yang Damai’ di Ruang Teater Fakultas.

Ada setidaknya Lima Pemateri yang diundang mengisi acara ini mereka adalah Dekan Fakultas Ushuluddin Ismatu Ropi, Amir Jemaat Ahmadiah Mirajudin Sahid, Dosen Fakultas Rahmad Hidayatullah, Rakeeman Jumaan Dosen Jamiah Ahmadiah serta KH Husein Muhammad pendiri Fahmima Institut.

Dalam keterangannya Dekan Fakultas Ushuluddin Profesor Ismatu Ropi menjelaskan jika event ini digelar bertepatan dengan dua event penting pertama hari Kebangkitan Nasional dan juga organisasi Ahmadiyah tengah merayakan hari Khilafah.

“Buat kita, hari ini tidak semata Kebangkitan Indonesia memiliki identitas sebagai entitas namun juga agama menjadi bagian yang penting dalam proses tersebut. Sementara Hari khilafah menunjukan bagaimana pentingnya khilafah spiritualitas akhirnya kita ketemu dengan isu yang sama dan menggelar diskusi ini,” Kata Ismatu Ropi dalam keterangannya.

Dia juga menjelaskan, spiritualitas di Indonesia harus berjalan beriringan dengan tingkat kemakmuran. Hal ini tak terjadi di negara luar dimana kemakmuran cenderung berjalan sendiri tanpa spiritualitas beragama.

“Ini yang kami harapkan bisa menjadi pembeda di Negara Indonesia,”tegasnya.

Meski begitu dia juga menuturkan beberapa tahun kebelakang ada segelintir kelompok mayoritas agak keras menguasai ruang publik. Mereka menilai simbol agama seolah sifatnya monolotik dan harus begitu.

BACA JUGA:  KPU Jateng Tetapkan Luthfi-Yasin sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

“Padahal kita ketahui dalam smua agama, termasuk Islam perbedaan adalah suatu hal yang niscaya dari Allah. Ada kecenderungan kita menjadi terbelakang dengan sifat konservatif. Saat ini banyak sekali anak yang tidak toleran. Dan kita sebagai tokoh harus menunjukan bagaimana caranya merubah. Indonesia harus menjadi bangsa yang baik namun toleran dengan perbedaan,” ucapnya.

Dilokasi yang sama, KH Husein Muhammad pendiri Fahmima Institut menuturkan jika kekerasan, permusuhan, konflik antar manusia berakar dari ketidakmengertian manusia.

“Sehingga kita sebagai tokoh agama harus memberikan pemahaman. Yang diutamakan adalah program pada relasi antar manusia yakni kemanusiaan,” jelasnya.

Di menuturkan, sangat senang bisa hidup di Indonesia dimana berdiri beragam kebudayaan namun tak terjadi perang antar negara. “Tak seperti di negara lain dimana ada sedikit perbedaan saja perang bisa terjadi” ucapnya.

Amir Jemaat Ahmadiah, Mirajudin Sahid menuturkan jika tema diskusi ini salah satu tema yang sangat baik. Dimana pada dasarnya kita secara spiritual sangat cinta tanah air.

“Kita ini pada dasarnya cinta tanah air cinta bangsa, kita ingin bangsa ini damai sesama saudara dengan cara itulah pemerintah akan melangsungkan pembangunan secara berkala,” singkatnya.
Harkitnas, Fakultas Ushuluddin UIN Gelar Seminar Kebangsaan

BACA JUGA:  Kebakaran Hebat di Kedungwuni Pekalongan, Warung dan Rumah Ludes Terbakar: Dugaan Kebocoran Gas LPG Jadi Penyebab

JAKARTA – Memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan pada Selasa (20/5) hari ini, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah menggelar seminar kebangsaan dengan tajuk ‘Kebangkitan Spiritual untuk Indonesia Yang Damai’ di Ruang Teater Fakultas.

Ada setidaknya Lima Pemateri yang diundang mengisi acara ini mereka adalah Dekan Fakultas Ushuluddin Ismatu Ropi, Amir Jemaat Ahmadiah Mirajudin Sahid, Dosen Fakultas Rahmad Hidayatullah, Rakeeman Jumaan Dosen Jamiah Ahmadiah serta KH Husein Muhammad pendiri Fahmima Institut.

Dalam keterangannya Dekan Fakultas Ushuluddin Profesor Ismatu Ropi menjelaskan jika event ini digelar bertepatan dengan dua event penting pertama hari Kebangkitan Nasional dan juga organisasi Ahmadiyah tengah merayakan hari Khilafah.

“Buat kita, hari ini tidak semata Kebangkitan Indonesia memiliki identitas sebagai entitas namun juga agama menjadi bagian yang penting dalam proses tersebut. Sementara Hari khilafah menunjukan bagaimana pentingnya khilafah spiritualitas akhirnya kita ketemu dengan isu yang sama dan menggelar diskusi ini,” Kata Ismatu Ropi dalam keterangannya.

Dia juga menjelaskan, spiritualitas di Indonesia harus berjalan beriringan dengan tingkat kemakmuran. Hal ini tak terjadi di negara luar dimana kemakmuran cenderung berjalan sendiri tanpa spiritualitas beragama.

“Ini yang kami harapkan bisa menjadi pembeda di Negara Indonesia,”tegasnya.

Meski begitu dia juga menuturkan beberapa tahun kebelakang ada segelintir kelompok mayoritas agak keras menguasai ruang publik. Mereka menilai simbol agama seolah sifatnya monolotik dan harus begitu.

BACA JUGA:  SPPG Pastikan Program Makan Bergizi Gratis di Kota Pekalongan Tetap Lancar, Tidak Ada yang Ngemplang

“Padahal kita ketahui dalam smua agama, termasuk Islam perbedaan adalah suatu hal yang niscaya dari Allah. Ada kecenderungan kita menjadi terbelakang dengan sifat konservatif. Saat ini banyak sekali anak yang tidak toleran. Dan kita sebagai tokoh harus menunjukan bagaimana caranya merubah. Indonesia harus menjadi bangsa yang baik namun toleran dengan perbedaan,” ucapnya.

Dilokasi yang sama, KH Husein Muhammad pendiri Fahmima Institut menuturkan jika kekerasan, permusuhan, konflik antar manusia berakar dari ketidakmengertian manusia.

“Sehingga kita sebagai tokoh agama harus memberikan pemahaman. Yang diutamakan adalah program pada relasi antar manusia yakni kemanusiaan,” jelasnya.

Di menuturkan, sangat senang bisa hidup di Indonesia dimana berdiri beragam kebudayaan namun tak terjadi perang antar negara. “Tak seperti di negara lain dimana ada sedikit perbedaan saja perang bisa terjadi” ucapnya.

Amir Jemaat Ahmadiah, Mirajudin Sahid menuturkan jika tema diskusi ini salah satu tema yang sangat baik. Dimana pada dasarnya kita secara spiritual sangat cinta tanah air.

“Kita ini pada dasarnya cinta tanah air cinta bangsa, kita ingin bangsa ini damai sesama saudara dengan cara itulah pemerintah akan melangsungkan pembangunan secara berkala,” singkatnya.

Danang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *