BANTUL – Depo Pawiyatan milik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pilah Berkah di Yogyakarta semakin dikenal sebagai ruang literasi pengelolaan sampah berbasis teknologi tepat guna.
Komitmen dalam menangani persoalan sampah membuat depo ini menarik perhatian banyak pihak untuk menjalin kerja sama dan studi lapangan, termasuk dari kalangan akademisi.
Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) menjadi salah satu pihak yang menunjukkan ketertarikan. Melalui Program Studi Sistem Teknik Energi, mereka mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih dekat proses pengelolaan sampah sekaligus menjajaki pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah.
Dalam kunjungannya, para mahasiswa mempelajari pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) “Sapu Jagat”, sebuah tungku pembakar sampah non-daur ulang berskala besar yang telah dilengkapi sistem pencuci asap.
Meski berbasis pembakaran, teknologi ini tergolong ramah lingkungan dan berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan energi terbarukan seperti liquid smoke yang dapat diolah menjadi pembangkit listrik.
Studi ini menjadi bagian dari kolaborasi kampus dengan masyarakat dalam penanganan sampah secara berkelanjutan.
Konsultan KSM Pilah Berkah, Arif Sholikin mengatakan, Depo Pawiyatan dipilih sebagai mitra karena terbukti mampu menangani timbunan sampah hingga 15 ton per hari dari berbagai sumber, mulai dari rumah tangga hingga kawasan permukiman.
“Selain memanfaatkan teknologi, KSM Pilah Berkah juga aktif memberdayakan masyarakat melalui program bank sampah mobile, sehingga pengelolaan sampah dapat dilakukan secara efisien dan inklusif,” kata Arif.
Dengan langkah-langkah nyata ini, Depo Pawiyatan semakin mengukuhkan posisinya sebagai model pengelolaan sampah modern yang dapat direplikasi di berbagai daerah.***
Joko Pramono
