Devita Febrianisa Meraih Mimpi Lewat Prestasi, Dari Lereng Merapi ke Bulaksumur

Yogyakarta, KabarTerkiniNews.co.id – Hidup di sebuah dusun kecil di kaki Gunung Merapi, Tegalweru, Kemalang, Klaten, tidak membuat Devita Febrianisa gentar untuk bermimpi. Dibesarkan dalam keluarga sederhana, ayahnya seorang sopir truk pengangkut pasir dan ibunya seorang penjahit rumahan yang hanya bersekolah sampai bangku SD, menjadikannya motivasi untuk meraih pendidikan yang lebih baik.

Kini, ia resmi menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB) di Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan subsidi 100% UKT. Namun perjalanan Devita untuk sampai ke Bulaksumur bukan tanpa aral. Ia sempat beberapa kali mengalami penolakan dari universitas lain. Rasa kecewa sempat membayangi, bahkan membuatnya pesimis.

Berbekal semangat belajar dan ketekunan, Devita menjadikan masa sekolah di MAN 2 Sleman, sebagai panggung pembuktian. Ia tidak hanya aktif dalam ekstrakurikuler riset dan organisasi rohis selama dua periode, tetapi juga berhasil mengukir segudang prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Ia berhasil meraih medali Perak dalam ajang International Science and Invention Fair (ISIF) tahun 2022,

BACA JUGA:  Ahmad Luthfi Ajak Insan Media Ikut Serta Bangun Jateng

Medali Emas pada Pelatihan Penyusunan Proposal FIKSI tahun 2024, Finalis lomba Ekonomi Research Paper KOMPeK 25 tahun 2023, dan Juara 3 lomba Videografi Kesejarahan Nasional History Week tahun 2024. Semua pencapaian itu ia kumpulkan dengan penuh dedikasi, sebagai bentuk nyata upaya untuk bisa berkuliah di kampus impiannya.

Meski begitu, ada banyak perlombaan yang tidak selalu ia menangkan, akan tetapi Devita selalu belajar bahwa dari setiap kegagalan pasti ada banyak pelajaran yang bisa diambil sehingga bisa mengembagkan dan memperbaiki kekurangan kita. Ia mengaku, jika sedang merasa lelah dan merasa gagal, ia selalu ingat bahwa sebagai anak satu-satunya ia harus bisa membanggakan Bapak dan Ibunya yang tidak pernah berhenti semangat dan kasih sayangnya membersamai langkah Devita mengukir prestasi.

“Kalau saya mau nyerah, saya selalu ingat ada orang yang pengen saya selalu berhasil, pengen hidup saya lebih baik dari mereka, demi masa depan saya sendiri, itu yang jadi tamparan buat saya kalau saya mau nyerah”, tuturnya dengan haru, Sabtu (2/8).

BACA JUGA:  Dua Remaja di Sleman Ditangkap Polisi, Kedapatan Bawa Celurit Tengah Malam

Harapan Besar dari Keluarga

Kedua orang tua Devita, Surati dan Rejono, mengaku sangat senang dan tidak menyangka putri satu-satunya itu bisa melangkah sejauh ini. Dengan latar belakang pendidikan yang terbatas dan penghasilan pas-pasan, mereka mengaku hanya bisa memberi satu hal yang tak pernah berhenti: doa dan semangat untuk selalu mendampingi Devita.

“Ibu saya ikut kursus menjahit karena ingin tetap bisa produktif meskipun hanya di rumah. Ayah saya setiap hari mengambil pasir di Kali Gendol untuk menafkahi kami. Tapi mereka tidak pernah lelah memberi saya motivasi,” kenang Devita.

Kini, ketika nama Devita tercatat sebagai mahasiswa UGM, rasa bangga dan haru pun memenuhi hati kedua orang tuanya. “Kami hanya lulusan SD, tapi anak kami bisa kuliah di UGM. Kami tidak pernah membayangkan sebelumnya. Kami hanya ingin dia bisa hidup lebih baik dari kami,” ujar sang Ayah, Rejono, sambil menyeka air mata bahagia.

Bagi Devita dan keluarganya, diterima di UGM bukan hanya pencapaian pribadi tetapi juga sebagai pengingat bahwa mimpi harus besar.“Kami sekeluarga sangat berterima kasih sekali kepada UGM dan tidak akan bisa membalas kebaikan dan keberuntungan ini. Saya berharap, semoga Devita di UGM semakin semangat dan menjadi generasi penerus keluarga yang sukses”, ujar sang Ibu, Surati.

BACA JUGA:  Teknologi Berbasis Ozon Oleh Peneliti UNDIP, Dukung Nelayan Indonesia Tingkatkan Kualitas dan Nilai Jual Ikan

Di akhir pertemuan siang itu, Devita memeluk kedua orang tuanya erat. Mereka bertiga berpelukan dalam keheningan yang penuh makna. Tak henti-hentinya mereka mengucap syukur atas kesempatan yang diberikan UGM yang berada di kompleks Bulaksumur ini.

UGM terus berkomitmen membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi putra-putri terbaik bangsa dari berbagai latar belakang, termasuk melalui subsidi UKT. Kisah Devita adalah satu dari sekian banyak bukti bahwa kesempatan dan mimpi itu bisa menjadi nyata, jika dikejar dengan sepenuh hati.

Astri & Tim KabarTerkiniNews.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *