Festival Bubur Suro Krapyak Siap Bagikan 3.000 Porsi Gratis, Gerakkan Ekonomi Warga

Pekalongan, E Channel.co.id – Sebanyak 3.000 porsi bubur suro siap disajikan gratis kepada masyarakat dalam puncak Festival Bubur Suro Krapyak yang akan digelar Senin malam, 14 Juli 2025, di Jalan Truntum, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara. Tradisi tahunan ini kembali menjadi daya tarik utama dalam festival yang berlangsung selama tiga hari, mulai 12 hingga 14 Juli 2025.

Ketua Panitia Festival, Iskandar Putra Jaya, menegaskan bahwa 3.000 porsi bubur suro akan dimasak di delapan titik sepanjang area festival, masing-masing menyiapkan sekitar 400 porsi. Bubur tersebut akan dibagikan secara gratis sebagai bentuk syukur dan pelestarian tradisi budaya.

“Total ada sekitar 3.000 porsi yang akan kita bagikan kepada masyarakat. Ini adalah bagian dari tradisi dan wujud syukur bersama yang selalu kita jaga setiap tahun,” ujar Iskandar, Selasa (8/7/2025).

Sebagai rangkaian acara, panitia juga menyiapkan demo memasak bubur suro yang digelar sehari sebelumnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan proses pembuatan bubur suro kepada masyarakat sekaligus mendorong pelestarian budaya lokal. Sekitar 200 porsi hasil demo akan dibagikan kepada pengunjung.

BACA JUGA:  Gunung Dukono Erupsi Beberapa Kali, Kolom Abu Setinggi 1 KM

“Untuk demo memasak, kita memang batasi hanya sekitar 200 porsi agar tidak mematikan pasar para pedagang yang berjualan di festival. Kita ingin festival ini tidak hanya sekadar seremonial, tapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat Krapyak,” jelas Iskandar.

Festival ini melibatkan berbagai elemen warga, mulai dari ibu-ibu PKK, karang taruna, pelaku UMKM, hingga pelajar. Kegiatan yang digelar mencakup kirab budaya, pagelaran seni, lomba peragaan busana dan menggambar untuk siswa SD, workshop, festival kuliner, hingga expo UMKM.

Menurut Iskandar, tujuan utama festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal.

“Kami ingin festival ini benar-benar membawa manfaat ekonomi dan sosial. Warga Krapyak tidak hanya jadi penonton, tapi menjadi pelaku yang merasakan dampaknya,” tegasnya.

Tradisi bubur suro di Pekalongan dikenal sebagai simbol syukur, keberkahan, dan semangat kebersamaan. Kehadiran ribuan pengunjung setiap tahunnya menunjukkan tingginya antusiasme terhadap tradisi ini. Iskandar pun menghimbau agar masyarakat datang lebih awal dan menjaga ketertiban selama acara berlangsung.

BACA JUGA:  UGM Bentuk Tim Komite Etik Terkait Sanksi Akademik Mahasiswa Pelaku Kasus Kecelakaan

“Mari kita lestarikan budaya dan saling berbagi dalam suasana yang penuh kegembiraan dan kedamaian,” pungkasnya.

Kermit Slater

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *