Gerry Utama, Alumni UGM Termuda yang Menjelajah Antartika

Gerry Utama, mencatatkan namanya peneliti termuda asal Indonesia yang berhasil menjelajahi Antartika.

Gerry Utama, Alumni UGM Termuda yang Menjelajah Antartika dan Menemukan Fosil Kayu 130 Juta Tahun

Yogyakarta (04/02/25). Seorang alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Gerry Utama, mencatatkan namanya sebagai peneliti termuda asal Indonesia yang berhasil menjelajahi Antartika. Pada usia 30 tahun, ia menjadi bagian dari Russian Antarctica Expedition (RAE) dan melakukan penelitian di salah satu wilayah terdingin di dunia.

Tak hanya itu, Gerry juga menorehkan sejarah sebagai orang ASEAN pertama yang mengikuti ekspedisi ilmiah ini. Selama misinya, ia dan timnya menemukan fosil kayu berusia 130 juta tahun—temuan yang menjadi indikasi bahwa wilayah Antartika Barat, khususnya Pulau King George, dulunya pernah ditumbuhi pepohonan besar.

Perjalanan Menuju Antartika

Gerry berangkat ke Antartika pada Februari 2024 sebagai bagian dari studinya di Universitas Saint Petersburg, Rusia, di mana ia tengah menempuh program magister. Ekspedisinya dimulai dengan perjalanan menggunakan kapal riset Akademik Tyroshnikov dari Rusia, yang mengarungi lautan selama hampir satu bulan sebelum akhirnya mencapai Stasiun Mirny, salah satu pusat penelitian tertua di Antartika.

BACA JUGA:  Menteri PUPR Tinjau Lokasi Rusunawa Mahasiswa Unisa

Di sana, ia bertugas melakukan rekonstruksi atlas baru di wilayah Pulau King George, sebuah proyek yang didanai oleh pemerintah Rusia. Dalam proses penelitian, timnya menemukan fosil kayu berusia ratusan juta tahun, memperkuat bukti bahwa wilayah tersebut dulunya memiliki ekosistem yang lebih hijau sebelum mengalami perubahan ekstrem akibat perubahan iklim.

Tradisi UGM di Antartika

Gerry bukanlah satu-satunya alumni UGM yang pernah menginjakkan kaki di Antartika. Sebelumnya, pada 2016-2017, Nugroho Imam Setiawan, seorang dosen Teknik Geologi UGM, juga ikut dalam ekspedisi Japan Antarctic Research Expedition (JARE). Nugroho meneliti batuan metamorf berusia antara 2,5 miliar hingga 500 juta tahun, memberikan wawasan lebih dalam tentang sejarah geologi kawasan tersebut.

Melihat potensi besar dalam penelitian Antartika, UGM kini berencana membuka program studi atau pusat studi khusus terkait riset di benua tersebut. Rektor UGM, Ova Emilia, menyatakan bahwa langkah ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa dan peneliti Indonesia untuk berkontribusi dalam riset global.

BACA JUGA:  Keakraban Presiden Prabowo dan Joko Widodo

Hanya Tujuh Peneliti Indonesia di Antartika

Hingga kini, tercatat baru tujuh peneliti asal Indonesia yang pernah menjelajah Antartika, menjadikan pencapaian Gerry sebagai sesuatu yang sangat berharga. Keberhasilannya bukan hanya kebanggaan bagi UGM, tetapi juga bagi Indonesia, yang semakin menunjukkan eksistensinya dalam penelitian ilmiah tingkat dunia. ( Team e-channel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *