BANTUL – Bagi Anda yang rindu dengan suasana masa kecil, khususnya era 90-an, Festival Klangenan Bantul bisa menjadi jawabannya.
Acara tahunan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bantul ini kembali hadir pada 4–8 April 2025, membawa nuansa nostalgia lewat jajanan tradisional dan mainan jadul yang kini mulai langka dijumpai.
Bertempat di Embung Imogiri 1, Wukirsari, Imogiri, Bantul, festival ini mengusung tema “Ngolah Olah” yang mengajak masyarakat untuk mengolah kenangan masa lalu menjadi pengalaman budaya yang berkesan.
Lebih dari 50 tenant kuliner dan non-kuliner meramaikan acara ini, menghadirkan ragam pilihan makanan khas tempo dulu serta permainan tradisional yang membangkitkan memori masa kecil.
Beberapa yang menjadi favorit pengunjung antara lain jajanan kipo, kue adrem, hingga mie lethek. Sementara untuk mainan, otok-otok dan permainan jadul lainnya berhasil menarik perhatian anak-anak hingga orang dewasa.
Suasana meriah dan penuh keceriaan membuat pengunjung seakan dibawa kembali ke era 90-an yang penuh kehangatan dan kesederhanaan.
Tak hanya menyajikan kuliner dan mainan tradisional, Festival Klangenan Bantul 2025 juga dimeriahkan dengan panggung hiburan.
Berbagai penampilan seni budaya lokal hingga pertunjukan musik dari musisi lintas genre tampil setiap harinya, menghadirkan pengalaman menyenangkan yang bisa dinikmati seluruh anggota keluarga.
Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, menyampaikan bahwa festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga upaya pelestarian budaya.
Dengan dukungan Dana Keistimewaan, pemerintah daerah ingin mengajak masyarakat untuk kembali mengenal dan mencintai kekayaan budaya lokal yang nyaris terlupakan.
Salah satu pengunjung, Dinda Salsabila, mengaku senang bisa mengajak keluarganya datang ke festival ini.
“Rasanya seperti kembali ke masa kecil. Anak-anak saya juga bisa tahu seperti apa jajanan dan mainan yang dulu saya mainkan,” ujarnya.
Festival Klangenan Bantul menjadi bukti bahwa warisan budaya bisa tetap hidup dan relevan, asalkan dijaga dan dikemas secara kreatif. Jangan lewatkan kesempatan untuk ikut bernostalgia dan merasakan kehangatan tradisi di festival ini!***
Joko Pramono