Yogyakarta – Upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam membangun sumber daya manusia (SDM) industri yang unggul kini memasuki babak baru. Politeknik ATK Yogyakarta, sebagai salah satu institusi vokasi di bawah naungan Kemenperin, resmi membuka kelas Bahasa Mandarin pertama melalui kerja sama strategis dengan Qingdao Technical College (QTC) dan perusahaan ban ternama asal Tiongkok, Sailun Group.
Kelas Bahasa Mandarin ini merupakan bagian dari program “Luban-Mozi College”, platform kerja sama pendidikan dan budaya Indonesia-Tiongkok yang diinisiasi sejak kunjungan resmi QTC dan Sailun Group ke Politeknik ATK pada November 2024 lalu.
“Program ini bukan sekadar pembelajaran bahasa, tapi langkah strategis untuk membuka akses magang industri dan peluang kerja di Tiongkok bagi mahasiswa kami,” ujar Direktur Politeknik ATK Yogyakarta, Sonny Taufan, dalam seremoni pembukaan kelas Mandarin pada Jumat (11/4).
Sonny menjelaskan, mahasiswa yang mengikuti program ini berkesempatan menjalani kuliah lanjutan dan praktik kerja industri selama satu tahun di QTC dan Sailun Group. “Ini akan memperkuat kemampuan soft skill sekaligus membuka jaringan global yang sangat berharga bagi lulusan vokasi,” tambahnya.
Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI), Masrokhan, menyebutkan kerja sama ini sebagai bukti keseriusan kedua negara dalam memajukan SDM industri yang kompeten. “Penguasaan bahasa Mandarin menjadi nilai tambah yang penting bagi mahasiswa vokasi agar dapat bersaing di pasar kerja internasional, terutama di sektor industri,” ungkapnya.
Wakil Presiden QTC, Liu Hong, menyambut positif peluncuran kelas Mandarin ini. Ia menyatakan bahwa kerja sama tripartit ini akan dikembangkan ke arah pelatihan talenta, riset ilmiah, dan pertukaran budaya. “Kami sangat antusias memperkuat hubungan kami dengan Politeknik ATK Yogyakarta dan Sailun Group melalui platform Luban-Mozi College,” kata Liu.
Senada dengan itu, perwakilan Sailun Group, An Chao, menyatakan apresiasinya terhadap kerja sama ini. “Bahasa adalah jembatan penting dalam kolaborasi. Kami yakin program ini akan memperluas kerja sama lebih dalam di masa depan,” tuturnya.
Kementerian Perindustrian melalui 22 unit pendidikan vokasinya terus menjalin kemitraan internasional guna menciptakan SDM industri yang siap menghadapi tantangan global. Kerja sama Indonesia-Tiongkok ini menandai komitmen jangka panjang dalam transformasi pendidikan vokasi berbasis industri.
Tim Echannel.co.id | Yogyakarta