Mengenal Candi Singosari, Mengulik Kejayaan Sejarah Kerajaan Singasari

Oplus_131072

MALANG – Candi Singosari, yang terletak di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, adalah situs bersejarah yang penuh dengan nilai budaya dan spiritual.

Candi ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Singasari, yang dikenal sebagai kerajaan besar di masa kejayaannya. Letaknya hanya sekitar 10 kilometer dari Kota Malang dan dapat dijangkau dengan berbagai moda transportasi, menjadikannya sebagai destinasi wisata sejarah yang menarik bagi para pelancong dan penikmat budaya.

Sejarah Candi Singosari

Candi Singosari dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, raja terakhir dari Kerajaan Singasari yang berkuasa dari tahun 1266 hingga 1292 M.

Candi ini berfungsi sebagai tempat pendharmaan bagi sang raja, yang dikenal sebagai pemimpin yang memperkenalkan sistem persatuan Nusantara yang kemudian diadopsi oleh Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit.

Meskipun Candi Singosari didirikan pada masa Kerajaan Majapahit, candi ini tetap memperlihatkan pengaruh kuat agama Buddha, terutama aliran Tantrayana yang dianut oleh Raja Kertanegara.

Pembangunan Candi Singosari diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi, salah satu raja Majapahit. Pada awalnya, candi ini ditemukan dalam kondisi rusak dan hanya berupa tumpukan batu.

BACA JUGA:  Hari Perempuan Internasional, Model hingga Ibu-Ibu Nelayan Fashion Show Rame-rame di Desa yang Tenggelam

Pemugaran candi dilakukan oleh Dinas Purbakala Hindia-Belanda pada tahun 1934 hingga 1937 untuk mengembalikan kemegahan candi ini.

Keunikan dan Arsitektur Candi Singosari

Candi Singosari berdiri dengan tinggi sekitar 15 meter dan ukuran 14×14 meter. Candi ini dibangun menggunakan batu andesit yang disusun dan diukir dengan berbagai ornamen khas, seperti ukiran tumbuhan, hewan, dan wajah menyeramkan yang dikenal sebagai Muka Karla atau Kirti Murka. Pahatan ini memiliki tujuan simbolis, yaitu untuk mengusir roh jahat yang dapat mengganggu meditasi atau tapabrata yang dilakukan di candi tersebut.

Di dalam candi, terdapat relief-relief yang menggambarkan flora dan fauna, serta cerita-cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu-Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa Candi Singosari merupakan perpaduan dari kedua agama besar tersebut, meskipun lebih dominan dengan pengaruh Siwa.

Cara Menuju Candi Singosari

Untuk mencapai Candi Singosari, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi, perjalanan bisa dimulai dari Stasiun Singosari dan mengikuti jalan utama Surabaya-Malang hingga mencapai Pasar Singosari.

BACA JUGA:  Laguna Pantai Glagah Kulonprogo: Lokasi, Harga Tiket, dan Fasilitas Lengkap

Dari Pasar Singosari, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki atau menggunakan delman menuju candi. Jika memilih menggunakan angkutan umum, pengunjung dapat turun di Pasar Singosari dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit atau naik delman sekitar 10 menit.

Harga Tiket dan Jam Operasional

Menariknya, Candi Singosari tidak memungut biaya masuk, menjadikannya sebagai destinasi wisata yang terjangkau bagi semua kalangan. Tempat ini buka setiap hari dari pukul 07.00 hingga 16.00, memberikan waktu yang cukup bagi wisatawan untuk mengeksplorasi situs bersejarah ini.

Candi Singosari bukan hanya sekadar tempat bersejarah, tetapi juga merupakan simbol dari kejayaan Kerajaan Singasari yang pernah ada. Keunikan arsitektur, ukiran relief yang penuh makna, dan sejarah yang mendalam menjadikan candi ini sebagai salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi di Jawa Timur.

Dengan akses yang mudah dan tiket masuk gratis, Candi Singosari menawarkan pengalaman wisata yang menarik dan edukatif. ***

Tim Echannel

(Sumber : Pemprov Jatim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *