Sukoharjo Maret 2025 – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) tengah menghadapi ketidakpastian terkait klaim utang sebesar Rp960 miliar terhadap PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Pasalnya, utang tersebut tidak tercatat dalam laporan keuangan resmi perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, total utang Sritex mencapai sekitar Rp25,1 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp9,7 triliun berasal dari 28 bank, termasuk nama-nama besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA), State Bank of India cabang Singapura, dan PT Bank QNB Indonesia Tbk. Namun, dalam daftar tersebut, tidak ditemukan klaim utang dari BRI.
Sritex sendiri telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang pada Oktober 2024, setelah menghadapi kesulitan keuangan akibat tekanan bisnis dan utang yang menumpuk. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa per September 2024, total utang Sritex ke 27 bank dan tiga perusahaan pembiayaan mencapai Rp14,64 triliun, tetapi tidak mencantumkan utang kepada BRI.
Ada beberapa kemungkinan penyebab utang BRI tidak tercatat, antara lain kesalahan administrasi, pencatatan utang di luar neraca keuangan (off-balance sheet), atau bahkan perselisihan hukum terkait perjanjian kredit. Sementara itu, manajemen Sritex berupaya merestrukturisasi keuangan perusahaan dan menjaga kelangsungan operasionalnya.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari BRI maupun Sritex mengenai status dan penyelesaian utang Rp960 miliar tersebut. Pihak terkait kemungkinan akan melakukan audit lebih lanjut atau negosiasi untuk menentukan nasib dana yang diklaim oleh BRI.
Dengan kondisi ini, publik masih menunggu kejelasan mengenai bagaimana penyelesaian utang BRI kepada Sritex dan dampaknya terhadap industri tekstil nasional.
Team Echannel TV | Sukoharjo Jawa Tengah
