Magelang, KabarTerkiniNews.co.id – Praktik penambangan ilegal di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) akhirnya terbongkar. Operasi gabungan Bareskrim Polri bersama Dinas ESDM Jawa Tengah menggerebek lokasi tambang di alur Sungai Batang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Sabtu (1/11/2025) sore.
Dalam penggerebekan dramatis itu, aparat berhasil mengamankan lima unit alat berat ekskavator dan satu dump truck yang tengah digunakan untuk mengeruk material vulkanik.
Aktivitas ilegal tersebut ternyata sudah berlangsung dua tahun, menggerus area taman nasional seluas 6,5 hektare dari total kawasan 6.000 hektare.
“Kami temukan kegiatan penambangan ilegal di dalam kawasan taman nasional. Ini jelas melanggar hukum karena kawasan ini steril dari aktivitas tambang,” tegas Brigjen Moh. Irhamni, Dirtipidter Bareskrim Polri, di lokasi operasi.
Dari hasil penyelidikan, diketahui 36 titik tambang liar beroperasi aktif dengan total volume material mencapai 21 juta meter kubik.
Uang yang beredar dari kegiatan ini diperkirakan mencapai Rp3 triliun, tanpa setoran pajak atau retribusi kepada negara.
“Semua keuntungan menguap tanpa manfaat bagi negara dan masyarakat. Padahal dana sebesar itu bisa digunakan untuk pembangunan di Magelang dan Jawa Tengah,” tambah Irhamni.
Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Agus Sugiharto, S.T., M.T., mengapresiasi langkah cepat Bareskrim Polri yang langsung turun tangan menindak aktivitas ilegal tersebut.
“Kami akan melakukan kajian teknis agar tambang bisa diarahkan ke lokasi yang legal dan sesuai tata ruang. Yang melanggar aturan, pasti tidak akan kami izinkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai TNGM, Muhammad Wahyudi, S.P., M.Sc., menegaskan bahwa kawasan TNGM bukan area untuk penambangan, melainkan zona pelestarian alam.
“Walau dengan alasan apa pun, kawasan taman nasional tidak boleh dieksploitasi. Kami sedang memulihkan ekosistem sungai untuk mencegah banjir lahar, bukan untuk bisnis material,” ungkapnya.
Muhammad Wahyudi berharap penegakan hukum ini menjadi titik balik perlindungan Merapi, agar tetap menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Nurul Abadi







