“Pengemudi Ojek Online Grab Demo di Semarang, Tuntut Penghapusan Grab Bike Akses Hemat”

Ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam aliansi driver Grab berbagai daerah di Jawa Tengah menggelar demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Kamis (27/2/2025).

Semarang, 27 Februari 2025 – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam aliansi driver Grab berbagai daerah di Jawa Tengah menggelar demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Kamis (27/2/2025). Mereka menyampaikan empat tuntutan utama, salah satunya adalah penghapusan layanan Grab Bike Akses Hemat yang dinilai merugikan mitra driver.

Para pengunjuk rasa membawa berbagai poster yang berisi protes terhadap kebijakan baru Grab, seperti “Hapus Layanan Akses GBH”, “Kami Sudah Susah, Jangan Dibuat Tambah Sulit”, dan “Kembalikan Grab Hemat Tanpa Berbayar”.

Menurut Ivan Budi, koordinator aksi, kebijakan Grab Bike Akses Hemat dianggap merugikan karena diberlakukan tanpa koordinasi dengan mitra driver. Layanan ini memberikan tarif lebih murah bagi pelanggan, tetapi berdampak pada penurunan pendapatan pengemudi.

“Sebelum kebijakan ini diterapkan, kami diundang dalam diskusi. Namun, ternyata bukan koordinasi, melainkan hanya sosialisasi dua hari sebelum diberlakukan. Akibatnya, penghasilan kami turun drastis,” ujar Ivan.

Empat tuntutan utama dalam aksi ini adalah:

  1. Penghapusan layanan Grab Bike Akses Hemat
  2. Penghapusan sistem slot pada layanan Grab Food
  3. Penghapusan layanan order gabungan
  4. Penghapusan sistem verifikasi wajah (verifikasi muka/Vermuk)
BACA JUGA:  Tanah Longsor di Jalur Cangar-Batu Mojokerto, Dua Mobil Tertimbun, Satu Korban Meninggal

Ivan juga mengungkapkan bahwa sejak sistem baru ini diterapkan, penghasilan driver menurun drastis. Sebelumnya, driver yang bekerja dari pagi hingga malam bisa mendapatkan Rp150.000 hingga Rp200.000 per hari. Namun, setelah kebijakan ini berlaku, pendapatan mereka hanya sekitar Rp50.000 per hari.

Saat ini, sistem baru Grab ini baru diterapkan di Semarang dan Yogyakarta. Jika kebijakan ini tetap diberlakukan dan diperluas ke seluruh Indonesia, para pengemudi ojol berencana menggelar aksi nasional. Mereka juga berharap pemerintah daerah bisa menegur pihak Grab dan membantu menyampaikan aspirasi mereka.

(Yovi Nugroho | Semarang, Jawa Tengah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *