BOYOLALI – Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, Sanggar Anagata Merapi menggelar kegiatan penanaman pohon pengikat air di sejumlah mata air di kawasan lereng Gunung Merapi.
“Kegiatan ini rutin kami adakan setiap tahun. Ini adalah kegiatan yang kelima sejak pertama kali digelar pada 2018. Namun, sempat terhenti saat pandemi Covid-19,” ujar panitia acara, Sarsito, di sela-sela kegiatan pada Selasa (22/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merawat bumi dan menjaga kelestarian mata air melalui pendekatan budaya. Anak-anak turut dilibatkan dalam kegiatan ini melalui tarian tradisional dan berbagai permainan rakyat. Acara dilanjutkan dengan doa bersama dan pertunjukan seni tari sebagai bentuk rasa syukur.
“Total ada 40 penari yang tampil, terbagi dalam tiga jenis tarian,” imbuhnya.
Selain itu, pihak Sanggar Anagata Merapi juga memberikan edukasi tentang pangan lokal sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan. Bahan pangan lokal seperti talas, jagung, singkong, dan enthik diperkenalkan kembali kepada masyarakat, terutama generasi muda, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya budidaya pangan lokal.
Sanggar Anagata Merapi sendiri merupakan sanggar budaya sekaligus perpustakaan yang fokus pada peningkatan literasi masyarakat pedesaan. Berdiri sejak tahun 2010, sanggar ini konsisten mengajak masyarakat untuk mencintai dan melestarikan lingkungan.
“Mulai tahun ini, kami juga mencanangkan program edukasi pertanian untuk anak-anak generasi Z. Program ini mencakup kegiatan menanam sayuran dan tanaman lainnya,” pungkas Sarsito.***
Ahza Argani







