Polri dan Mahasiswa UI Berikan Trauma Healing untuk Korban Banjir Ciliwung

Polri dan Mahasiswa UI Berikan Trauma Healing untuk Korban Banjir Ciliwung
Polri dan Mahasiswa UI Berikan Trauma Healing untuk Korban Banjir Ciliwung

JAKARTA – Polri bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) mengadakan program trauma healing bagi korban banjir yang disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung di Jakarta Timur.

Program ini melibatkan teknik relaksasi pernapasan untuk dewasa dan berbagai kegiatan hiburan serta permainan untuk anak-anak.

“Kegiatan psikososial yang berlangsung di Gedung GOR Youth Center, Kampung Melayu, memberikan pengalaman berharga dalam berinteraksi dengan para pengungsi, khususnya anak-anak yang terdampak banjir,” ungkap Belva Catalina D, mahasiswi Fakultas Psikologi UI, dalam keterangan tertulis dari Itwasum Polri pada Rabu (5/3/2025).

Belva menekankan pentingnya dukungan psikososial bagi warga yang terkena dampak bencana banjir. Mahasiswi berusia 20 tahun ini berharap trauma healing yang diberikan oleh timnya, bersama Biro Psikologi Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri dan Bagian Psikologi Polda Metro Jaya, dapat membantu korban merasa lebih kuat secara mental dan emosional.

“Pengalaman langsung di lapangan ini tidak hanya membuka mata dan hati, tetapi juga memberi pelajaran tentang empati dan kepedulian terhadap sesama yang tengah menghadapi ujian hidup,” ujar Belva, yang saat ini tengah menjalani magang di Mabes Polri.

BACA JUGA:  310 Simpul Relawan Bertemu Luthfi-Taj Yasin di Boyolali

Anak-anak yang hadir dalam kegiatan ini diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam permainan seru, bernyanyi bersama, menikmati camilan, serta menyalurkan kreativitas mereka melalui aktivitas mewarnai menggunakan krayon.

Belva mengungkapkan bahwa ia berpartisipasi dalam program trauma healing ini bersama rekan sesama mahasiswa UI, Dita Puspita.

“Program ini memberikan dukungan moral dan semangat baru bagi para pengungsi, serta menciptakan momen kebersamaan yang hangat meskipun dalam situasi yang sulit,” kata Dita, mahasiswa semester 6.

AKBP M Leberty Adi Surya, psikolog dari Biro Psikologi SSDM Polri, menjelaskan bahwa kegiatan trauma healing ini memberikan manfaat bagi pengungsi dewasa dalam menghadapi tekanan emosional dan pikiran negatif.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun interaksi positif dengan pengungsi dari segala usia.

“Pada anak-anak, kami memberikan permainan yang menyenangkan, relaksasi pernapasan, dan teknik tapping untuk membantu mereka meredakan stres. Ada tiga tujuan utama dalam trauma healing ini: pertama, untuk mempertahankan kemampuan sosial pengungsi, kedua, memberikan dukungan mental dan emosional kepada pengungsi, dan ketiga, menjaga kemampuan motorik serta psikososial anak-anak di posko pengungsian,” ujar AKBP M Leberty.

BACA JUGA:  Pembelian LPG 3 Kg Makin Ketat, Warga Boyolali Harus Daftar dengan KTP & KK

Dengan pendekatan yang menyeluruh dan penuh perhatian, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan mental dan emosional korban banjir, serta membantu mereka bangkit dari trauma bencana.***

Agus Pardesi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *