Profesi Sebagai Panatacara Merupakan Sumber Ekonomi Menjanjikan

Sleman, KabarTErkiniNews.co.id – Panatacara dalam bahasa Indonesia disebut pewara. Panatacara merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus karena yang bersangkutan harus memahami benar susunan suatu acara menggunakan bahasa Jawa krama Inggil. Pranatacara sering dihubungkan dengan upacara adat Jawa, seperti pengantin (temanten), kematian (kesripahan), pertemuan (pepanggihan), perjamuan (pasamuan), pengajian (pengaosan), pentas, dan sebagainya.

Profesi pranatacara juga sudah mendapat pengakuan dan penghargaan yang baik dari masyarakat dan terua berkembang menjadi profesi menguntungkan. Peran panatacara dalam acara-acara resmi maupun hiburan, tetap menjadi tolak ukur sukses tidaknya suatu acara. Sehingga dapat dibayangkan bagaimana bila suatu acara tidak ada panatacaranya, maka acara itu akan terasa tidak urut dan tidak enak dilihat.

Baca Juga

Melihat potensi profesi panatacara ini Dinas Pendidikan dan Olahraga ( Dispora ) Kabupaten Sleman bersama dengan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sleman, Hasto Karyantoro, menggelar pelatihan panatacara bagi pemuda. 30 orang pemuda putra dan putri dari berbagai wilayah di Kabupaten Sleman, ikut secara antusias.

Dipandu oleh para professional pranatacara yang tergabung dalam Paguyuban Panatacara Yogyakarta ( PPY ) kegiatan ini akan digelar selama 4 hari dengan tiga hari dibekali dengan materi dan satu hari akan digunakan untuk praktik.

“ Kegiatan ini untuk nguri uri kebudayaan jawa yang sudah semakin turun kalangan pemuda, dan ini pesertanya sebanyak 30 orang denga dipandu oleh kalangan professional” terang riyang sukrisman, analis kebijakan pemuda dinas Pendidikan dan olahraga kabupaten sleman.

Acara ini cukup mendapatkan tanggapan positif dari peserta. Beberapa peserta yang selama ini sudah punya pengalaman menjadi panatacara terkadang masih kurang percaya diri karena merasa ilmunya belum cukup, tetapi dengan mengikuti acara ini menjadi semakin tahu dan bisa menjadi bekal berharga saat Kembali tampil.

Beberapa peserta juga berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan secara berkala agar semakin banyak pemuda yang bisa terlibat. Selain bisa menjadi mata pencarian baru maupun sampingan, profesi ini bisa menjadi ajang untuk nguri uri budaya jawa yang sudah mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat terutama generasi mudanya.

Dhani

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *