MAGELANG — Relawan Peduli Merapi 894 menggelar acara syawalan sekaligus rapat koordinasi untuk memperkuat kekompakan dalam menghadapi potensi bencana.
Seluruh relawan diimbau untuk tetap waspada, mengingat bencana alam tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Terlebih saat ini, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih berstatus Siaga.
Ketua Umum Relawan Peduli Merapi 894, Suharno, menekankan pentingnya menjaga solidaritas dan kekompakan di antara relawan.
Hal ini disampaikan dalam acara rapat koordinasi, silaturahmi, dan halal bihalal yang digelar oleh Relawan Peduli Merapi 894.
Acara yang berlangsung di Gedung Balai Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang ini diikuti lebih dari 100 anggota relawan. Para relawan yang hadir berasal dari berbagai wilayah, seperti Magelang, Sleman, dan Kulonprogo.
Dalam kiprahnya, relawan lintas provinsi ini tidak hanya fokus pada penanganan bencana erupsi Gunung Merapi, tetapi juga aktif membantu dalam bencana lain seperti banjir, lahar dingin, kebakaran hutan, pencarian orang hilang di Gunung Merapi, hingga berbagai aksi sosial dan kemanusiaan lainnya.
Saat ini, tercatat sekitar 150 anggota Relawan Peduli Merapi 894 tersebar di wilayah Jawa Tengah dan DIY.
Acara syawalan ini juga dihadiri oleh perwakilan Komunitas Relawan Merbabu Merapi, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Srumbung, para tokoh pendiri Peduli Merapi, serta tokoh masyarakat lereng Merapi.
Kegiatan diisi dengan pengajian yang disampaikan oleh Kyai Bukhori, seorang dai dari lereng Merapi.
Suasana penuh kekeluargaan terasa sepanjang acara, yang kemudian ditutup dengan hiburan musik persembahan dari relawan untuk relawan.***
Nurul Abadi