Yogyakarta, KabarTerkiniNews.co.id – Kegiatan restorasi sosial berbasis budaya Jawa diselenggarakan di Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Imogiri, Bantul, Rabu 30/07/2025. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Sosial DIY dengan DPRD DIY. Fokus kegiatan ini adalah menanamkan kembali 25 nilai kesejahteraan sosial melalui pendekatan budaya lokal.
Kegiatan ini dihadiri oleh undangan terpilih, sebagai bentuk efisiensi anggaran yang diberlakukan di semua sektor, termasuk Dinsos DIY. Peserta berasal dari unsur masyarakat, tokoh budaya, serta perwakilan komunitas local Kalurahan Karangtengah.
Bertempat di Gedung Olahraga Kalurahan Karangtengah, kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk respon gejala degradasi sosial, moral, dan kultural yang kian nyata di masyarakat. Nilai-nilai kesetiakawanan sosial, gotong royong, serta budi pekerti dan unggah-ungguh mulai ditinggalkan. Kemajuan teknologi informasi turut mempercepat lunturnya budaya lokal, seperti penggunaan bahasa Jawa di kalangan generasi muda.
Restorasi sosial yang diusung berorientasi pada mengembalikan tatanan kehidupan sosial masyarakat DIY sebagaimana yang pernah tercipta pada masa awal terbentuknya Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni 30 Oktober 1945. Saat itu, nilai-nilai luhur dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat. “ Kegiatan ini sebagai bentuk respon atas semakin lunturnya nilai nilai luhur budaya Jawa di tengah masyarakat, sehingga perlu kita ingatkan Kembali.
Kegiatan ini menyasar Kalurahan kalurahan di DIY, “ tutur Sapto Parjono, perwakilan Dinsos DIY kepada media.
Hadir dalam acara Restorasi Sosial kali ini, Ustadz Jazir ASP, Suyana dan Amir Syarifudin wakil ketua Komisi C DPRD DIY. Ketiga narasumber sepakat penurunan nilai adiluhung terutama semangat berkorban, persatuan serta semangat berbagi sithik eding, telah mengalami penurunan yang signifikan sehingga restorasi sosial menjadi sangat mendesak dilakukan.
Kebudayaan sosial bukan hanya hal sepele, melainkan tradisi turun menurun bahkan dari masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, masyarakat sudah terbiasa untuk melakukan kebudayaaan sosial seperti kesetiakawanan, gotong royong, kemanusiaan serta kesopanan.
Kegiatan berlangsung dalam format diskusi partisipatif dan pemaparan nilai-nilai sosial berbasis budaya Jawa. Melalui pendekatan budaya lokal yang akrab dengan masyarakat, diharapkan nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasi dan kembali dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Restorasi ini bukan hanya simbolis, tetapi ditujukan sebagai gerakan nyata membangun kembali karakter masyarakat DIY.
Dhani