KLATEN – Ribuan warga antusias mengikuti tradisi tahunan Grebek Syawalan yang digelar sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Dalam acara yang berlangsung meriah ini, sebanyak 1,2 ton ketupat dibagikan dan diperebutkan warga sebagai simbol keberkahan.
Tradisi unik ini diawali dengan kirab gunungan ketupat yang diarak menuju Bukit Sidoguro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, pada Senin pagi.
Gunungan ketupat yang terdiri dari ratusan ketupat dipadukan dengan buah dan sayuran, menciptakan tampilan yang menarik dan penuh makna.
Sebanyak 23 gunungan ketupat dengan total berat mencapai 1,2 ton didoakan terlebih dahulu oleh panitia sebelum disebar kepada warga.
Momen ini menjadi yang paling dinanti, terutama oleh warga perantauan yang pulang kampung untuk merayakan Syawalan bersama keluarga.
Begitu ketupat disebar, ribuan warga langsung menyerbu lokasi untuk mendapatkan makanan khas Lebaran tersebut.
Ketupat, yang terbuat dari beras dan dibungkus daun kelapa muda lalu dikukus, menjadi simbol keberkahan dan harapan akan kelancaran rezeki di masa mendatang.
Warga yang berhasil mendapatkan ketupat biasanya membawanya pulang untuk disantap bersama keluarga sebagai bagian dari tradisi turun-temurun.
Mereka meyakini bahwa ketupat hasil tradisi Grebek Syawalan membawa berkah dan mempererat silaturahmi.
Acara Grebek Syawalan ini tak hanya menjadi simbol religius, tetapi juga menjadi momentum halal bihalal antarwarga.
Tradisi ini terus dilestarikan setiap tahun dan menjadi daya tarik budaya yang khas dari Klaten, sekaligus memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan antarwarga.***
Lesya Safitri