Klaten, E Channel.co.id – Menjelang perayaan hari raya Idul Adha, Perajin tusuk sate di Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, alami peningkatan pesanan. biasanya 200 ikat per minggu naik menjadi 300 ikat per minggu dalam sebulan terakhir. Meski demikian, perajin pun resah lantaran bahan baku Kayu Bambu Sulit didapatkan.
” Sekarang ini naik, yang Hari biasa cuma 200 ikat per minggu, sekarang ini 300 ikat. Naik 100 ikat per minggu untuk stok,” Kata Paikem (60) Perajin Tusuk Sate Kambing, saat ditemui di Rumahnya Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, Sabtu (31/05) Siang.
Untuk harga, Lanjut Paikem, per ikat dengan isi 50 biji, dihargai Rp 3.000 ukuran 20 Centimeter biasanya untuk tusuk sate kambing, namun untuk tusuk somay udah lain.

” Harga perikat isi 50 biji, panjang 20 centimeter dihargai Rp 3.000, biasanya untuk tusuk sate kambing dan sapi, tapi kalau somay Rp 2.000,” Tuturnya.
Untuk bahan baku, lanjut Paikem, biasanya dari Kabupaten Wonogiri. Satu batang bambu bisa menghasilkan 75-100 ikat tusuk sate. Untuk bahan merupakan bambu jenis ori, sehingga keras dan awet. Meski demikian perajin pun saat ini resah lantaran sulit didapat.
” Bahan dari Wonogiri kalau bambu jenis ori, satu batang bisa buat 75 sampai 100 Ikat, tergantung cara produksinya. Ya saat ini bambu ori itu sulit didapat makanya permintaan biasa saja,” Ungkapnya.
Untuk pelanggan, imbuh Paikem, dari dalam kota Klaten, antar kecamatan, yang biasa menjadi langganan tetap tusuk sate kambing, saat Idul Adha. Jika jangkauannya jauh maka perajin akan menambah ongkos kirimnya.
“Pembeli dari Kecamatan Cawas ada, Gentongan (Kecamatan Kalikotes) ada, Tulung juga ada. Dari Jakarta ada cuma ongkos kirimnya yang mahal,” Pungkasnya.
Lesya.