BOYOLALI – Menjelang datangnya bulan Syawal, sejumlah pedagang selongsong ketupat dan janur bermunculan di Boyolali, Jawa Tengah.
Mereka memanfaatkan momen jelang Idul Fitri untuk menjual selongsong ketupat yang sangat dibutuhkan masyarakat saat merayakan tradisi Lebaran.
Bahkan, beberapa pedagang mampu menjual hingga 1.000 buah selongsong ketupat setiap harinya dengan omzet mencapai jutaan rupiah.
Di kawasan Pasar Pipo Rejo, Banyudono, Boyolali, para pedagang dadakan mulai membuka lapak sejak Sabtu pagi. Mereka menjual selongsong ketupat yang terbuat dari janur atau daun kelapa muda.
Keahlian dalam membuat selongsong ketupat dari bahan alami ini memang menjadi peluang bisnis musiman yang cukup menguntungkan menjelang Lebaran.
Pedagang tersebut menyebutkan, permintaan ketupat akan meningkat tajam pada masa-masa setelah Idul Fitri, terutama dalam tujuh hari berikutnya, karena banyak masyarakat yang merayakan tradisi syawalan dengan ketupat.
Harga
Harga selongsong ketupat yang dijual bervariasi. Satu ikat berisi 10 buah selongsong dijual dengan harga antara Rp10.000 hingga Rp13.000, tergantung ukuran selongsong.
Selain itu, janur atau daun kelapa muda dijual dengan harga sekitar Rp10.000 untuk sepuluh lembar. Para pedagang mengungkapkan bahwa harga selongsong ketupat tahun ini mengalami kenaikan, disebabkan oleh pasokan daun kelapa muda yang terbatas.
Cuaca yang tidak menentu, terutama hujan, membuat daun kelapa muda menjadi langka dan semakin sulit didapatkan.
Poningsih, seorang pedagang selongsong ketupat di Boyolali, menyatakan bahwa dalam sehari dirinya mampu menjual sekitar 700 hingga 1.000 selongsong ketupat.
“Tahun ini harga selongsong ketupat naik, karena pasokan janur yang terbatas. Tahun lalu harganya sekitar Rp10.000, sekarang naik menjadi Rp12.500 hingga Rp15.000. Cuaca hujan menyebabkan janur lebih sulit ditemukan,” ujar Poningsih.
Meskipun harga naik, ia tetap bersyukur karena penjualan tetap ramai. Selain itu, warga juga membeli janur mentah untuk merangkai selongsong ketupat sendiri, karena harga janur relatif lebih murah dibandingkan dengan membeli selongsong ketupat yang sudah jadi.
Padmi, salah satu pembeli, mengatakan bahwa ia membeli janur untuk membuat ketupat sendiri.
“Beli dua ikat janur, harganya Rp20.000. Ini buat lebaran, bikin ketupat untuk anak-anak. Setiap tahun memang saya bikin ketupat sendiri, dan harga kali ini masih terbilang murah,” kata Padmi.
Pedagang dadakan ini diperkirakan akan terus berjualan hingga satu pekan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Meskipun hanya berjualan musiman, mereka mampu meraup keuntungan yang cukup besar menjelang Lebaran. Bagi mereka, momen menjelang Syawal adalah peluang bisnis yang tak boleh disia-siakan.***
Ahza Argani