Serangan Israel Tewaskan Empat Jurnalis Al Jazeera

Jerusalem, KabarTerkiniNews.co.id – Serangan Israel di Kota Gaza, Minggu malam, menewaskan tujuh orang, termasuk setidaknya empat jurnalis dari jaringan berita Al Jazeera.

Militer Israel (IDF) mengakui, mereka menargetkan dan membunuh koresponden Al Jazeera, Anas Al-Sharif (28 TH) karena dituduh memimpin sel Hamas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh Al-Sharif memimpin sel Hamas di Gaza yang “melakukan serangan roket terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF.”

“IDF sebelumnya telah mengungkapkan informasi intelijen dan banyak dokumen yang ditemukan di Jalur Gaza, yang mengonfirmasi afiliasi militernya dengan Hamas,” kata IDF setelah serangan tersebut, seperti dikutip dari CNN

Anas Al-Sharif adalah jurnalis terkemuka yang telah meliput perang secara ekstensif dari dalam Gaza. Sebelumnya Al-Sharif telah membantah tuduhan Israel tersebut. “Saya tegaskan kembali: Saya, Anas Al-Sharif, adalah seorang jurnalis tanpa afiliasi politik. Satu-satunya misi saya adalah melaporkan kebenaran dari lapangan — sebagaimana adanya, tanpa bias,” tulisnya.

“Di saat kelaparan yang mematikan melanda Gaza, menyuarakan kebenaran telah menjadi, di mata pendudukan, sebuah ancaman.”

Reaksi Al Jazeera
Selain Al-Sharif, serangan Israel juga menyebabkan tewasnya Mohammed Qreiqeh, jurnalis Al Jazeera lainnya di Gaza, serta jurnalis foto Ibrahim Al Thaher dan Mohamed Nofal.

“Perintah untuk membunuh Anas Al-Sharif, salah satu jurnalis paling berani di Gaza, bersama rekan-rekannya, merupakan upaya putus asa untuk membungkam suara-suara menjelang pendudukan Gaza,” demikian pernyataan Al Jazeera setelah serangan tersebut.

Beberapa menit sebelum ia terbunuh, Al-Sharif mengunggah pernyataan di media sosial, “Jika kegilaan ini tidak berakhir, Gaza akan hancur lebur, suara rakyatnya akan dibungkam, wajah mereka akan dihapus — dan sejarah akan mengingat Anda sebagai saksi bisu atas genosida yang Anda pilih untuk tidak hentikan.”

Al-Sharif berada di sebuah tenda bersama jurnalis lain di dekat pintu masuk Rumah Sakit Al-Shifa ketika ia terbunuh, menurut direktur rumah sakit Dr. Mohammad Abu Salmiya. Tenda itu ditandai dengan tanda ‘Pers’, kata Abu Salmiya kepada CNN. Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh orang, tambah Salmiya.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan pada bulan Juli bahwa mereka sangat khawatir akan keselamatan Al-Sharif, yang menjadi sasaran kampanye fitnah militer Israel.

Organisasi tersebut mengatakan, 186 jurnalis telah terbunuh sejak dimulainya perang hampir dua tahun lalu, dan 178 diantaranya adalah warga Palestina yang dibunuh oleh Israel.

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *