Sleman, KabarTerkiniNews.co.id – Berbagai kegiatan digelar kalangan masyarakat guna memperingati hadeging nagari ngayogyakarta hadiningrat ke 279. Salah satu diantaranya melakukan doa bersama berupa tahlil hadiningrat, pengajian, maupun pagelaran kesenian sholawat jawa yang digelar oleh warga di dusun sambisari, kalruahan purwomartani, kapanewon kalasan, kabupaten sleman.
Rangkaian memperingati berdirinya nagari ngayogyakarto hadiningrat ke 279 di dusun sambisari, kalurahan purwomartani, kapanewon kalasan diawali dengan penampilan sholawat jawa dari kelompok madyo laras. sholawat jawa yang ditampilkan diantaranya meliputi ajering negoro, sholawat siroh nabawi, sekar kinanthi, pamularsih, dhasar bagus, citro rini maupun sulthon syarif, dengan lancar dilantunkan para sesepuh kaum pria ditengah ratusan jamaah dari kalangan ibu rumah tangga, remaja putra putri, maupun dari kalangan militer dan kejaksaan serta masyarakat yang tertarik datang ini semakin menambah kemeriahan kegiatan yang digelar di serambi masjid kagungan dalem sambisari. sementara hadroh dari kelompok ainun jannah sambisari membuat para jamaah larut dalam setiap sholawat yang dilantunkan karena setiap lirik terselip kisah kanjeng nabi, pesan hingga nasehat keagamaan.
Takmir masjid kagungan dalem sambisari menjelaskan, kegiatan merupakan agenda rutin tahunan yang sudah digelar untuk kesekian kalinya di masjid yang jaraknya sangat dekat dengan kawasan candi sambisari ini. Sementara itu, dalam sambutan gubernur daerah istimewa yogyakarta yang dibacakan kepala biro kesejahteraan rakyat sekretaris daerah, faishol muslim, yogyakarta sejak awal bukan hanya dibangun oleh pedang dan kekuasaan, tetapi oleh doa dan pengabdian. Masjid sambisari menjadi saksi, bagaimana tanah yang menyimpan warisan purbakala kini juga menjadi pusat spiritual masyarakat.
Disinilah, masa lalu dan masa depan berpadu, iman menjadi pijar, budaya menjadi cahaya. Laku iman yang kita wujudkan melalui doa dan pengajian, berpadu dengan laku budaya melalui sholawat jawa dan seni tradisi yang menegaskan bahwa yogyakarta selalu menapaki jalan tengah, jalan kebatinan yang berpadu dengan kebudayaan. Pidato sambutan juga mengingatkan bahwa yang membuat nagari ini berdiri teguh selama hampir tiga abad bukanlah batu bata dan tembok, melainkan iman dan nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur kita, dari sultan hamengku buwono i hingga hari ini.
Hadeging nagari sendiri merupakan sebuah peristiwa berdirinya kasultanan ngayogyakarta hadiningrat oleh pangeran mangkubumi yang selanjutnya disebut sultan hamengku buwono 1 pada 13 maret 1755 di pesanggrahan ambar ketawang, Peringatan ini dirayakan setiap tahun pada tanggal 29 jumadilawal dalam kalender jawa,
Dhani







