SEMARANG – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang, bersama Dinas Kesehatan Kota Semarang dan tim gabungan, menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Kuliner Alun-alun Semarang. Dalam sidak tersebut, ditemukan kerupuk gendar yang mengandung boraks.
Sidak dilakukan BPOM di stan-stan makanan yang ada di area Alun-alun Semarang, di mana tim gabungan mengambil sampel makanan satu per satu untuk diperiksa.
Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, menyatakan bahwa kegiatan pemeriksaan makanan takjil yang diduga mengandung bahan kimia berbahaya dimulai pada 24 Februari dan akan berlangsung hingga 26 Maret 2025.
“Hasil pemeriksaan uji cepat terhadap makanan takjil menunjukkan adanya kandungan bahan berbahaya yang sering disalahgunakan, seperti formalin, boraks, rhodamin B, dan metanil yellow,” kata Lintang melalui keterangannya.
Dalam pemeriksaan tersebut, boraks ditemukan dalam kerupuk gendar, yang langsung diimbau agar tidak dijual lagi oleh pedagang dan untuk tidak mengambil pasokan bahan tersebut dari sumbernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, yang turut serta dalam pemeriksaan, menambahkan bahwa makanan yang mengandung boraks sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia.
“Bahan kimia boraks adalah zat yang dapat merusak jaringan tubuh jika masuk ke dalam tubuh manusia. Dalam jangka pendek, konsumsi boraks dapat menyebabkan mual, muntah, alergi, dan pusing. Sementara dalam jangka panjang, boraks dapat meningkatkan risiko kanker,” kata Abdul Hakam.
Hakam berharap para pedagang makanan takjil dapat menyajikan makanan yang aman dan sehat bagi masyarakat, serta menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses pembuatan makanan.***
Yovi Nugroho







