Tak Hanya Bangun, Kirab Sahur di Desa Metuk Ini Bisa Bikin Joget Asyik Semangat Puasa

BOYOLALI – Desa Metuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, memiliki cara unik dalam membangunkan warganya untuk makan sahur selama bulan Ramadhan. Lha bagaimana tidak? Ada kelompok pemuda yang merupakan warga setempat yang menggelar kegiatan keliling kampung dengan membawa alat musik gamelan yang dipadukan dengan alat musik modern, menciptakan suasana meriah di waktu sahur.

Membangunkan Sahur dengan Gaya Berbeda

Kemeriahan sahur di Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali dimulai pada Jumat 7 Maret 2025 dini hari, saat pemuda desa yang tergabung dalam Kelompok G-G-S (Gugah-Gugah Sahur) berkeliling kampung untuk membangunkan warga.

Mereka menggabungkan alat musik tradisional gamelan dengan alat musik modern, yang disusun dalam sebuah gerobak dorong untuk memudahkan keliling kampung.

Kegiatan ini sudah berlangsung selama lima tahun terakhir dan selalu menjadi momen yang dinanti-nanti.

Menggunakan Gamelan untuk Menghidupkan Tradisi

Alat musik gamelan yang sebelumnya digunakan untuk kesenian tradisional di desa ini kini dimanfaatkan untuk membantu warga agar tidak terlambat sahur.

Sejak bulan Ramadhan dimulai, pemuda desa dengan semangat melestarikan budaya Jawa, membawa gamelan bersama drum, tajidor, dan alat musik lainnya.

BACA JUGA:  Karantina Jawa Tengah Cek Kesehatan 1.138 Sapi Impor Asal Australia.

Mereka memainkan irama musik yang penuh semangat, memanfaatkan tradisi karawitan desa untuk membangunkan warga.

Efek Positif dari Musik Meriah di Waktu Sahur

Kemeriahan yang dibawa oleh irama musik ini terbukti efektif. Warga yang dilalui rombongan Gugah-Gugah Sahur merasa terbantu karena mereka dapat bangun tepat waktu untuk menyantap sahur.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi tradisi yang menyenangkan, tetapi juga memberi manfaat praktis bagi warga, agar tidak terlambat memulai sahur.

Salah satu warga, Tatik, mengungkapkan kegembiraannya, dirinya mengaku senang sekali dengan adanya Gugah-Gugah Sahur.

“Jadi tidak terlambat sahur dan suasananya jadi meriah. Musiknya juga sangat riang, pasti membuat bangun!” kata wanita cantik ini.

Senada dengan Tatik, Kirji, warga lainnya, juga mengaku terbentuk dengan adanya kirab sahur ini

“Bagi warga yang akan menjalankan ibadah puasa. Kami biasa memulai sekitar jam 2 pagi dan berkeliling hingga menjelang imsak. Musik ini membuat kami terbangun dengan mudah, jadi sahur tidak terlambat lagi.”

Kegiatan Gugah-Gugah Sahur ini berlangsung setiap hari selama bulan Ramadhan, memberikan sentuhan budaya Jawa yang kental, sambil menjaga semangat kebersamaan di antara warga Desa Metuk.***

BACA JUGA:  KONSLETING MESIN USAI ISI BBM, MINIBUS HANGUS TERBAKAR

Ahza Argani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *