Klaten, 4 Februari 2025 – Puluhan warga di Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas untuk kebutuhan rumah tangga. Inovasi ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga membuat mereka terbebas dari ketergantungan pada gas LPG yang saat ini mengalami kelangkaan dan kenaikan harga.
Warga di desa tersebut mayoritas merupakan peternak sapi, baik sapi perah, sapi potong, maupun sapi ternak. Sebelumnya, limbah kotoran sapi sering dibuang begitu saja dan mencemari lingkungan. Namun, sejak 2015, warga mulai mengolahnya menjadi biogas yang dapat digunakan untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari.
Proses Pengolahan Biogas
Pembuatan biogas ini diawali dengan pengumpulan limbah kotoran sapi yang dipisahkan melalui sistem sanitasi kandang. Limbah tersebut kemudian ditampung dalam digester—sebuah wadah mirip septic tank—yang memprosesnya menjadi gas. Setelah gas terbentuk, pipa akan menyalurkannya ke kompor rumah tangga, menghasilkan energi alternatif yang efisien dan ramah lingkungan.
Selain untuk memasak, biogas ini juga dapat digunakan sebagai sumber penerangan saat terjadi pemadaman listrik, menggantikan bahan bakar minyak. Hingga kini, sekitar 67 kepala keluarga di Desa Mundu telah memanfaatkan teknologi ini, yang terbukti mengurangi ketergantungan pada LPG sekaligus menjadi solusi pemberdayaan masyarakat.
Manfaat Biogas bagi Warga
Sunarti, seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan bahwa penggunaan biogas sangat membantu dalam menghemat pengeluaran dapur.
“Dengan biogas ini, kami tidak perlu lagi membeli gas LPG yang harganya terus naik. Memasak jadi lebih murah dan mudah,” ujarnya.
Sementara itu, Suhardi, salah satu warga, menambahkan bahwa selain lebih hemat, biogas juga lebih praktis dan selalu tersedia.
“Dulu kalau LPG langka, kami harus mencari ke beberapa tempat. Sekarang, dengan biogas, kami tidak lagi khawatir,” katanya.
Kepala Desa Mundu, Budiyanto, berharap inovasi ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain, terutama di tengah polemik kelangkaan dan kenaikan harga gas LPG.
“Kami terus mendorong warga untuk memanfaatkan potensi yang ada, termasuk limbah ternak, agar lebih mandiri secara energi,” ujarnya.
Dengan keberhasilan warga Desa Mundu dalam mengolah limbah ternak menjadi energi alternatif, inovasi ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat di daerah lain sebagai solusi menghadapi keterbatasan energi dan meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga.
Lesya Safitri | Klaten Jawa Tengah