Warga Sudimoro Srumbung Tolak Truk Tronton Lewati Jalan Desa

Ratusan warga Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, turun ke jalan untuk menolak truk tronton atau kendaraan dengan muatan melebihi tonase melintasi jalan desa mereka.( Nurul)

Magelang, Jawa Tengah – Ratusan warga Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, turun ke jalan untuk menolak truk tronton atau kendaraan dengan muatan melebihi tonase melintasi jalan desa mereka. Warga khawatir jalan cor beton yang telah dibangun akan rusak akibat beban berat dari truk-truk tersebut.

Beberapa warga menunjukkan titik-titik jalan yang sudah mengalami retak akibat sering dilewati truk bermuatan berat. Aksi ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Sudimoro, Muh Rofi, sebagai bentuk protes terhadap sejumlah tronton yang tetap nekat melintasi jalan desa untuk naik ke lereng Merapi dan memuat pasir.

Karena keberadaan truk yang tidak kunjung turun, warga akhirnya geram dan berinisiatif menjemput truk-truk tersebut agar segera turun tanpa muatan. Dengan menggunakan puluhan sepeda motor dan mobil bak terbuka, warga mendatangi sejumlah truk tronton yang tengah parkir dan bersiap memuat material di salah satu depo pasir di wilayah Jeruk Agung, Srumbung.

Untuk menghindari konflik yang lebih besar, aksi warga ini dikawal ketat oleh aparat TNI dan Polri.

BACA JUGA:  Ban Selip, Truk Gandeng Bermuatan Sabun Terguling di Tengah Jalan

Saat negosiasi berlangsung, sempat terjadi adu mulut dan ketegangan antara warga dan sopir truk. Namun, aparat keamanan yang berjaga berhasil meredam situasi sehingga tidak terjadi tindakan anarkis. Akhirnya, para sopir sepakat untuk menurunkan muatan dan meninggalkan lokasi dengan dikawal oleh warga.

Ketua Pemuda Sudimoro, Iqbal, menegaskan bahwa jalan cor beton di Desa Sudimoro memiliki peran vital sebagai jalur evakuasi pengungsi Merapi di wilayah Srumbung. Jika jalan tersebut rusak, maka proses evakuasi saat terjadi bencana akan terhambat.

“Setiap hari ratusan truk lalu-lalang di jalan ini untuk mengangkut material dari Merapi. Agar jalan tetap awet, seluruh armada yang melintas harus mematuhi aturan dan tidak membawa muatan melebihi tonase,” tegas Iqbal.

Hingga saat ini, warga tetap bersikukuh meminta agar truk dengan kapasitas berlebih dilarang melintas demi menjaga infrastruktur desa dan keselamatan warga.

Nurul Abadi | Magelang Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *